Sabtu, 07 Juni 2014

MAMPIR LOKASI WISATA TAMBURASI



                                                       SUNGAI TERPENDEK DIDUNIA

Saatnya kembali KeKampung Halaman
    Panorama tiga dimensi melatari lokasi  wisata Tamburasi yang memiliki keunikan tersendiri, seperti yang diinformasikan masyarakat setempat memiliki bahwa Sungai Tamburasi adalah sungai terpendek didunia. Lokasi wisata menyimpan  keunikan tersendiri   yang terletak didesa Tamburasi  Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka.

  Sekitar seratus meter dari pintu gerbang mengalir
Titian Menuju Hamparan Pasir
sungai yang jernih airnya searah dengan ruas jalan dibalik pintu gerbang. Sumber air dari balik batu cadas yang terjal, mengisi wadah kolam yang berdiameter sekitar 20 meter. Kontur tanh lebih tinggi dengan permukaan air kolam. Beberapa anak tangga beton sebagai sarana penghubung.
  Akar beringin menjuntai laksana rambut bidadari, unik terlihat ditiap akar yang merayap diatas batu dipenuhi simpul tali rapiah berbagai warna. Konon ikatan itu sengaja  dibuat oleh muda mudi menghakekatkan niat dalam hati.
Sumber Air Sungai Tamburasi
Diseberang aliran sungai, hamparan pasir  yang  memanjang yang sering digunakan bocah cilik bermain bola atau berlarian menjelang petang. Ingatanku mengenang kembali pantai selatan parang tritis atau pantai kute Bali. Meskipun masing-masing lokasi wisata tersebut memiliki keunggulan tersendiri.  

   Menuju Tamburasi dapat ditempuh dengan kenderaan roda empat sekitar 45 menit perjalanan dari ibu kota kolaka. Lokasi dikaki gunung yang dilintasi jalan utama sebagai urat nadi yang membelah propinsi Sulawesi Tenggara, selain jalur yang melewati Kabupaten Morowali.

    Memasuki areal wisata, kenderaan harus diparkir didepan gerbang yang dijaga oleh
petugas. Setiap pengunjung diwajibkan membayar ongkos masuk sebesar lima ribu rupiah. Sebelah kiri pintu masuk, bangunan kayu yang sudah tidak terawat. Kios-kios kecil menjual makanan dan minuman  berjajar didepan jalan setapak menuju lokasi permandian. Sapaan ramah dan senyum bersahabat dari para pemilik kios menyambut saya sepanjang jalan menuju sumber air. 

Lembayung Senja di Tamburasi
   Sebelah kiri mengalir air jernih dibatasi hamparan pasir memisahkan aliran air tawar dengan bibir pantai. Masyarakat sekitar sengaja membangun jembatan kayu menghubungkan hamparan pasir dengan  daratan.
    Dari lokasi ini para pengujung dapat menikmati lembayung senja mengantar sangsurya keperaduannya, indahnya panorama yang membuat turis asing berdecak kagum yang tergila-gila dengan  sunset.

    Dibantaran sungai masyarakat menyediakan benan (ban dalam mobil) bagi pengunjung
Simpul Kenangan
yang suka menyusuri aliran sungai atau suka berapung diatas air yang membual dari bali batu yang menjadi sumber air sungai terpendek tersebut.

  
Sang Jawara ingat masa Lampau
Persaudaraan
Saya menuju salah satu kios dekat pintu gerbang untuk mencicipi kopi dan kue Baje, sejenis panganan terbuat dari beras ketan dicampur gula merah dan parutan kelapa. Nikmat terasa, menikmati makanan ringan dibawah rimbunnya pohon beringin sambil dihembus  angin pantai yang sepoi-sopoi.
  Satu jam lamanya saya mereguh kenikmatan sang pencipta, hingga saya harus berarah pulang melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Kolaka Utara dengan daya tempuh 3 sampai 4 jam lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar