Rabu, 11 Desember 2013

Dibawah gunung katovas



Pembukaan  Lapangan baru  TWI  di Marowo

Memaknai tantangan… dan arti  kebaikan hati…

    
MENYIAPKAN MEDIA AIR UNTUK PEMBERSIHAN LAPANGAN
Peran serta ditengah masyarakat menjadi tantangan tersendiri bagi warga Paguyuban Seni Beladiri Pernapasan Tapak Wali Indonesia dikenal dengan sebutan TWI. Organisasi tersebut  bukan aliran tetapi   organisasi kemasyarakatan,  yang berdiri resmi sejak tahun 2005. Dan saat ini sudah memiliki warga di  di Sulawesi Tengah khususnya di kabupaten Tojo Unauna. Pewisudahan warganya yang ke IX tanggal 03 Desember 2013 adalah wisuda TWI  pertama kalinya  di Ampana Kota ibukota kabupaten yang juga dikenal Negeri Sivia Patuju.    

  Perjalan TWI bukanlah hal yang muda terutama didalam mengembangkan misi organisasi
MENGABADIKAN KUNJUNGAN TWI AMPANA KE MAROWO
memberi pelayan maksimal kepada masyarakat tanpa memandang strata kehidupan dan ekonominya. Bahkan titik fokus program  bagaimana TWI dapat menyentuh kehidupan masyarakat hingga keakar rumput, didalam pembinaan mental spiritual serta pengobatan arternatif tenaga dalam melalui terapi cuma-cuma untuk segala macam penyakit.

SEBAGIAN PENGURUS TWI TOJO UNA-UNA
Seperti diketahui kemorosotan moral menjadi persolaan yang membutuhan solusi pemecahannya. Ilmu hikmah kehidupan manusia tanpa disadari mulai ditimpa arus Globalisasi. Dimana umat manusia  terbawa arus lajunya peradaban modern dan mobilitas kehidupan yang semakin semraut mengabaikan kaidah-kaidah kehidupan yang agamais.  Merefleksi pembahasan YM Gubes H. Azis, BE, SE, MMG bahwa  kehidupan dialam ini melalui sebuah proses,  bukan jadi dengan sendirinya, Dan kehidupan tersebut satu ketika akan sirna, berakhir dengan dasyat, sesuai janjiNYa dan ketentuan dijadikan alam semesta.
Sedikit gangguan aba Hilal
    
Patut disyukuri disemua belahan bumi, masih ada manusia, yang tetap terjaga dari hirupikuk kehidupan. Masih ada yang beriman atas kuasa sang pencipta, bahwa sesungguhnya  ada zat yang maha sempurna, menjadikan manusia bisa bergerak dan berkeingin, meskipun dikodrakan sebagai hamba yang memiliki keterbatasan.
Hati adalah adalah wahana rahasia setiap manusia  Seperti kutipan bait syair yang sempat dishere…disebuh media online,  Allah menutup cahaya hati dengan bermacam-macam  kesibukan lahiriah, karena memuliakan rahasia hati itu, agar tidak diberikan secara terang (diobral), atau untuk menjaga agar tidak karenanya bahasa kemasyuran tersiar. Hati adalah tempat terbitnya dan bermacam-macam cahaya bersama rahasia-rahasia  Ilahi, tak akan  pernah tenggelam  meskipun tiba malam nan kelam.

    
MENENTUKAN BATAS LAPANGAN
Mengimplementasikan ilmu yang dijabarkan YM Gubes TWI, maka menjadi kewajiban setiap warga TWI khususnya di Tojo Unauna tetap berpegang pada 6 butir pedoman suci. Hal itu perlu dibarengi kerja keras dan ikhlas serta sabar, agar batang tubuh dan roh organisasi dapat berdiri kokoh, dan akan terasa dampak positif ditengah masyarakat.  Jajaran pengurus dan warga, diharpakan agar tetap dalam bingkai pesrsatuan dan kesatuan didalam mememlihara nama baik TWI. Disamping itu memiliki langkah strategis didalam memilih tempat dan fasilitas penunjang kegiatan gerak lapangan serta mampu memaksimalkan sarana dan prasarana pelayanan masyarakat sesuai  standar kebutuhan.

 
YM GUBES DIDAMPINGI KETUA TWI  KOMDA SULTENG
Pada satu kesempatan dalam  pembahasan warga TWI, YM Gubes mengingatkan, jangan kalian mengambil sifat-sifat setan, agar setan tidak akan mengejar dan mengoda kalian. pertahankan diri kalian sebagai manusia yang dimuliakan Allah penciptaannya, jadilah  sebagai halifah dipermukaan bumi ini, yang selalu menebarkan amal kebaikan dan menegakkan kebenaran sejati.  "Insya Allah cahaya kebenarnnya akan selalu dihati kalian".


    Petang Selasa (9/12) iringan kenderaan roda empat dan dua berarak kebarat ibu kota Tojo Una-una. Lekuk dan kelokan jalan harus dilalui sekitar dua puluan kilometer menuju kecamatan Ulubongka, wilayah bertahtanya gunung Katovas gunung tertinggi di kabupaten Tojo Unauna.
ATRIBUT TWI
    
Seragam merah hitam berbis kuning dilengan pakainan khas TWI menjadi aktraksi mewarnai perjalanan ketika lembayung senja meronai, sungguh paduan alam dan makhluknya yang menyajikan fenorama keindahan diambang malam.

Perjalan senja yang dikomandani Korlap TWI Kramat Ampana, Faruk Mardjun didampingi bunda Hanny Madengke menjadi perjalan yang romantic dan penuh makna, hingga rombongan berhenti  di mesjid yang terletak dipintu gerbang kecamatan Ulubongka ‘ntuk mendirikan sholat magrib.

HABIS NGOPI
Sementara satu  kilometer kedepan Ketua Cabang TWI Tojo Unauna  Ali S. A.Ma bersama ketua bidang Pembinaan Umar K. Ato, S.Pi  bersama pengurus TWI lainnya siap menjemput kedatangan warga dan calon warga TWI dari Ampana, sehubungan dengan pembukaan lapangan Baru yang akan diaktifkan malam itu.
Pertemuan dalam suasana persaudaraan nan akrab antara
MEJENG DULU SEBELUM GERAK
warga TWI Ampana dan Marowo menjadi spirit power kedepan pertumbuhan paguyuban ini. dentang Jam menunjuk 18.30 warga TWI Ampana membuka perbekalan untuk makan malam, bersama tuan rumah, yang juga sudah mempersiapkan sajian untuk warga TWI Ampana.  Sebagian warga TWI memilih duduk diatas hamparan lapangan, menikmati makan malam dialam terbuka, diatas langit bulan mengintip dari balik awan tipis menjadi fanorama tersendiri, sementara angin pegunungan menyapa lembut sebelum mengarah kelautan lepas.  
Makan malam dengan suasana keakraban beberpa  menit, pukul 20,00 wita, proses
SUASANA MAKAN DI PADEPOKAN MAROWO
pembukaan lapangan baru Marowo berlangsung. Sebelumnya Puluhan warga dan III (Sabuk Hitam)  sudah mempersiapkan dirinya untuk pemagaran Lapangan. Dibagian lain beberapa warga sabuk biru, kuning dan merah yang dikomdani Moh. Sadik Bidang Penaehat Komda TWI Sulteng  dan Tamrin Wolu (Korlap Lapangan Beringin Marowo)   mempersiapkan media pembukaan lapangan.  Diluar lapangan warga Dan I Dasar yang baru diwisuda di Ampana, bersama beberapa calon warga duduk tenang memperhatikan prosesi pembukaan lapangan yang berdurasi 27 menit.  

PERSIAPAN PEMBUKAAN LAPANGAN
Para pendekar TWI 131 usai membuka lapangan berdiri setengah lingkaran, separuh lingkaran disisakan untuk  warga dan calon warga yang sudah berderet dipinggir lapangan siap masuk lapangan  dipimpin ketua bidang pembinaan TWI Cabang Ampana Umar K. Ato, S.Pi.

Gerak warga dimulai dengan pemanasan dan dilanjutkan dengan gerak-gerak pengendalian,
MOH SADIK SEDANG MENETRALKAN LAPANGAN
selang beberapa menit warga bersabuk Hitam memisahkan diri   karena harus melaksanakan gerak terpisah dilantai II Padepokan Beringin Marowo.

Dua jam tak terasa,  gerak berakhir dengan menutup lapangan, diteras padepokan Beringin II menunggu Kopi dan teh hangat.
Kembali dentang waktu pula yang menentukan, rombongan warga TWI Ampana sudah mempersiapkan diri untuk berarak ke Ampana. Iringan panjang kenderaan membelah malam. Sorot lampu kenderaan mengikuti
Generasi Penerus TWI di Ampana
kelokan jalan  dengan perlahan dan tertib. Dalam relung hati berkumdang suara tentang indahnya suasana  kebersamaan…indahnya persaudaraan tanpa beban persoalan duniawi…
Semua bercakap dengan hatinya..entah kapan kenikmatan dalam bersama akan berujung…yang pasti satu ketika nikmat ini akan dicabut.. kehidupan akan berkhir dengan datangnya kiamat kecil maupun besar. Peringatan akan tanda-tanda hari akhir yang dasyat telah bermunculan mengisyaratkan pula agar mata hati manusia tetap  selalu awas dan terjaga.

Dari masa lampau hingga hari ini.. kehidupan dan nikmatnya terus mengalir, yang merupakan anugerah sang pencipta yang tak dapat ditakar dengan timbangan apapun didunia…olehnya menjadi  sebuah tantangan bagi setiap warga TWI…bagaimana membagi kenikmatan kepada makhluk lain yang diciptakan Illahi. Agar alam dan kehidupan menjadi tenang dan damai meskipun diantara gemuruh mobilitas kehidupan duniawi yang semakin merentankan tali persaudaraan bahkan memutuskan silaturahim.
Warga TWI menghadapi situasi ini diharuskan mampu terus berkarya meningkatkan amal
Santai sebelum gerak
kebaikan bukan karena mengharap pahala, tetapi mengerjakan kebaikan karena nikmat Allah, yang pasti tentu pahala akan menyertainya.
Kebersihan hati menjadi mutlak jika menghendaki Rahmat atas kebenaran sejati. Cahaya kebenaran akan selalu bersinar sebab datangnya dari khazanah-khazanah kegaiban, yang hanya dilihat dan dirasakan hati yang terus menerus diasah dengan kebaikan.

PEDOMAN SUCI TWI
Pemantapan hati Warga TWI terus menerus diingatkan dengan 6 butir pedoman suci TWI. Selalu menjaga hati ditekankan pada pointer ke tiga. Ketegasan ini untuk menghidarkan manusia dari penyakit hati, jangan sampai tumbuh cabang-cabang kehinaan itu, sebab tidak akan berkembang biak penyakit hati melainkan hanyalah diatas benih kehinaan itu sendiri.

Separuh malam sudah terlampaui...alam semesta masih tetap berputar, menyisahkan renungan dipelataran malam yang hening...ayam jago dikejauhan mengisyaratkan waktu...lelap mata tidak membuat hati tidur tetapi masih terus menelusuri syair indah nan bijak tentang kehidupan...
Bagaimana mungkin hati manusia akan memancarkan cahaya, bila cermin hatinya  masih memantulkan beraneka macam gambaran tentang alam duniawi ?
Bagaimana bisa, seorang menempuh perjalanan menjumpai Allah, sementara ia   terbelengu dengan nafsu syahwat.
Bagaimana mungkin seorang hamba masuk ke hadhirat Allah, Sedang ia belum bersih dari janabat kelalaiannya.
Bagaimana mungkin seorang hamba mampu memahami berbagai rahasia yang halus dan dalam, sementara ia belum juga bertobat dari kesalahan.
Manusia bisa saja salah tetapi masih terbuka lebar gerbang menuju kebaikan.
Manusia bisa saja berdosa, tapi pencipta maha pemurah dan penyayang dengan limpahan pengampunanNYa, sepanjang hambanya sujud dengan toubat yang sesungguhnya toubat nasuha.
Separuh malam berlalu, hati bicara... bahwa menuju kebaikan akan menemui kebaikan pula...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar